
Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur naik dari level II waspada menjadi level IV awas. Kenaikan status ini buntut dari erupsi Gunung Semeru berupa luncuran awan panas.
Aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat dengan puluhan gempa erupsi dan guguran tercatat pada Kamis (20/11/2025). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan keras agar warga tidak beraktivitas di sektor tenggara dan radius berbahaya di sekitar puncak Semeru.
Dalam laporan pengamatan harian, Gunung Semeru yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung dengan angin lemah bertiup ke arah utara, tenggara, dan selatan. Suhu udara tercatat berada di kisaran 20-22°C.
Dari sisi kegempaan, aktivitas vulkanik Semeru menunjukkan peningkatan signifikan. Tercatat 25 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 71-141 detik. Selain itu, terjadi 32 kali gempa guguran, satu gempa hembusan, dan satu gempa tektonik jauh.
Dalam laporannya, petugas PVMBG, Yadi Yuliandi, A.Md menjelaskan, kondisi ini menandakan aktivitas vulkanik Semeru masih tinggi dan berbahaya. Ia menegaskan kembali larangan keras terhadap aktivitas masyarakat di zona berisiko.
Ia juga menegaskan bahwa aktivitas di radius 8 km dari kawah/puncak Semeru dilarang total karena rawan bahaya lontaran batu pijar.
PVMBG mengingatkan bahwa aliran lahar dapat muncul sewaktu-waktu, terutama saat hujan turun di kawasan puncak. Warga diminta tetap mengikuti informasi resmi dan tidak memasuki zona bahaya yang telah ditetapkan.
Petugas mengimbau warga tidak beraktivitas di sisi tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Warga juga diminta menjauhi jalur aliran lahar sejauh 500 meter dari sungai.
Seperti diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11) dan sebanyak 178 pendaki tertahan di Ranu Kumbolo.
Informasi kondisi gunung Semeru saat Ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih berada pada level tinggi, dengan status meningkat menjadi level IV atau awas. Penutupan jalur pendakian, evakuasi pendaki di Ranu Kumbolo, serta pemindahan warga ke sejumlah titik pengungsian menjadi langkah penting untuk menjaga keselamatan.


