
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan banyak mendapatkan laporan terkait praktik nakal di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setelah ia memberikan kontak pelayanan masyarakat melalui nomor pribadi.
Ia menyatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan menggandeng aparat penegak hukum (APH), sehingga tidak lagi merugikan masyarakat.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan sebagai langkah responsif dalam menangani kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, pihaknya sudah membentuk Crisis Center yang bertujuan untuk mengintegrasikan informasi dan koordinasi lintas subholding, serta memiliki personel yang siaga memonitor setiap eskalasi potensi risiko bisnis.
Simon juga meminta kesempatan kedua supaya Pertamina dapat bekerja lebih keras dan transparan untuk memperoleh lagi kepercayaan masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permohonan maaf atas keresahan masyarakat karena kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang.
Simon juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap 75 sampel BBM Pertamina, dinyatakan bahwasanya kualitas BBM Pertamina sudah sesuai standar.



