Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Penyelenggara Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Nanik S Deyang menyebut semua dapur milik Badan Gizi Nasional (BGN) yang ada di lokasi bencana banjir dan longsor Sumatera telah dijadikan dapur umum.
Dapur-dapur yang sehari-hari memproduksi MBG itu kini fokus menyalurkan makanan untuk korban bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Nanik mengatakan, hidangan MBG yang selama ini diberikan kepada para siswa penerima manfaat di sekolah-sekolah, kini dialihkan kepada para warga yang terdampak banjir. Sebab, sekolah-sekolah pun diliburkan akibat terjadinya bencana.
Berdasarkan data dari Nanik, dari total 14 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, sudah terdapat 94 SPPG yang tersebar di seluruh Aceh. Selama bencana banjir yang melanda wilayah Aceh, total paket makanan yang sudah terdistribusi sebanyak 282.000.
Selanjutnya, di Sumatera Barat, terdapat sebanyak 41 SPPG yang telah beroperasi. Dapur-dapur MBG itu pun menyalurkan sebanyak 107.822 paket makanan kepada masyarakat terdampak banjir di Sumatera Barat.
Sementara itu, dari 10 kabupaten/kota di Sumatera Utara, ada 179 SPPG yang berada di wilayah terdampak banjir. Sedangkan, total paket makanan yang terdistribusi telah mencapai 290.000 porsi.
Hanya saja, tantangan kegiatan distribusi bantuan makanan di wilayah bencana Sumatera Utara tidaklah mudah karena keterbatasan bahan baku, listrik, dan internet. Bahkan, sejumlah SPPG di Kepulauan Nias berhenti beroperasi karena Pelabuhan Sibolga tutup.
Sementara itu, Dapur program Makan Bergizi untuk Generasi (MBG) milik Badan Gizi Nasional (BGN) kini berubah fungsi menjadi tempat pengungsian di sejumlah daerah terdampak bencana di Sumatera. Ada ratusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dikerahkan untuk menangani warga.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan keberadaan SPPG yang awalnya dirancang untuk intervensi gizi menjadi fasilitas yang paling sigap saat bencana menerjang wilayah Sumatera.
Begitu banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebanyak 286 SPPG langsung digerakkan untuk melayani para pengungsi. Jumlah itu terdiri dari 55 SPPG di Aceh, 173 di Sumatera Utara, dan 66 di Sumatera Barat.
