
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan data sementara sebanyak 72 orang meninggal dunia dalam bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Jumlah ini diperkirakan akan bertambah karena proses pencarian, evakuasi, dan pendataan masih terus berlangsung di lapangan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube BNPB, Jakarta, Jumat (28/11/2025). mengatakan data korban jiwa yang baru masuk dari Aceh berasal dari Kabupaten Bener Mariah dan Kabupaten Gayo Lues, yakni enam orang meninggal dunia dan 11 masih hilang.
Untuk Provinsi Sumut, sudah 34 orang dilaporkan meninggal dunia dan 33 orang dinyatakan hilang di Tapanuli Tengah. Sementara itu, ada 13 orang meninggal dunia dan tiga orang hilang di Tapanuli Selatan.
Kemudian satu orang meninggal di Pakpak Barat, tiga orang meninggal dan lima hilang di Tapanuli Utara, serta empat orang meninggal di Humbang Hasundutan.
Sementara dari Sumatera Barat baru dilaporkan empat orang meninggal di Kota Padang dan lima orang meninggal di Kabupaten Padang Pariaman.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, mengungkap penanganan bencana yang terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar akan ditangani secara serius. Saat ini akses ke lokasi bencana masih sulit dijangkau. Sebab banyak jalan yang tertimbun longsor, maupun terputus.
Meski begitu seluruh kementerian maupun instansi lainnya yang terkait telah siap untuk mengirimkan bantuan. Jika jalur darat masih susah untuk dilalui, maka penyaluran bantuan akan melalui udara.
BMKG mengungkapkan Siklon Tropis Senyar menjadi pemicu cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi tersebut. Namun, kondisi alam di wilayah tersebut turut menjadi sorotan oleh masyarakat.
Menko PMK Pratikno mengatakan hal itu akan menjadi perhatian. Namun, saat ini fokus untuk penanganan dampak bencana yang kini ditetapkan.



